Setelah
melewati musim kemarau kemarin., akhirnya kita kini berjumpa dengan musim
hujan, oyeaah :D. Musim yang penuh berkah bagi kebanyakan orang. Musim yang
disukai penulis karena ada aroma petrichor
dimana-mana. hoho.
Meskipun
begitu, kita tidak boleh terlena pada musim ini, sob. Karena musim ini juga
bisa menimbulkan beberapa bencana. Terutama, bagi orang-orang yang tidak
waspada. Salah satu bahaya yang mengancam pada musim ini yaitu bahaya penyakit
Leptospirosis. Banyak orang yang masih asing terhadap penyakit ini, baik dari
gejala ataupun penyebabnya. Oleh karena itu, penulis ingin membagi sedikit
informasi mengenai "Apa sih Penyakit Leptospirosis itu ??"
Leptospirosis
yaitu penyakit yang dapat menyerang manusia maupun hewan yang disebabkan oleh
bakteri leptospira. Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup di air
tawar selama lebih kurang 1 bulan. Tetapi dalam air laut, selokan dan air kemih
yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Berdasarkan NSW Department of Health, diketahui ada 2
stadium gejala yang timbul dari penyakit leptospirosis ini, yaitu:
1. Gejala
stadium pertama, bisa disebut dengan gejala klinis :
a.
Demam menggigil
b.
Sakit kepala
c.
Malaise (lesu/lemah)
d.
Mual, muntah
e.
Konjungtivitis (radang mata)
f.
Rasa nyeri otot betis dan punggung
g. Gejala-gejala
diatas akan tampak antara 4-9 hari
2. Gejala stadium kedua, atau juga disebut sebagai gejala
karakteristik :
a. Konjungtivitis tanpa disertai eksudat serous/porulen
(kemerahan pada mata)
b.
Rasa nyeri pada otot-otot Stadium Kedua
c.
Terbentuk anti bodi di dalam tubuh penderita
d. Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan
dengan stadium pertama
e. Apabila demam dengan gejala-gejala lain timbul
kemungkinan akan terjadi meningitis.
f. Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan
keempat.
Kemungkinan
besar terjadinya komplikasi pada kejadian leptospirosis sangat besar,
diantaranya:
a. Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan
ke 6,
b. Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan
kematian.
c. Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung
membengkak dan gagal jantung yang dapat mengikabatkan kematian mendadak.
d. Pada paru-paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
Perdarahan karena adanya kerusakan
pembuluh darah dari saluran pernafasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran
genitalia, dan mata (konjungtiva).
e. Pada kehamilan : keguguran, prematur, bayi lahir cacat
dan lahir mati.
Hewan yang menjadi
sumber penularan penyakit leptospirosis adalah tikus (rodent), babi, kambing,
domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung, kelelawar, tupai dan landak.
Hewan yang paling banyak mengandung bakteri ini (resevoir) adalah hewan
pengerat dan tikus. Hewan tersebut paling sering ditemukan di seluruh belahan
dunia. Sedangkan penularan langsung dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Yang menghadapi bahaya
adalah yang sering menyentuh binatang atau air, lumpur, tanah dan tanaman yang
telah dicemari air kencing binatang. Misalnya orang yang memiliki pekerjaan
petani, peternak, pekerja kebun, dokter hewan, pekerja rumah potong hewan,
pembersih selokan, pekerja tambang serta orang yang suka mencuci/mandi di sungai
atau danau. Aneka kegemaran yang menyangkut sentuhan dengan air atau tanah yang
tercemar pun bisa menularkan Leptospirosis misalnya berkemah, berkebun,
berkelana di hutan, berakit di air berjeram dan olahraga air lainnya.
Manusia dapat
terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah, atau tanaman yang telah
dikotori oleh air seni hewan penderita Leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam
tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet
atau makanan yang terkontaminasi oleh utin tikus/hewan terinfeksi Leptospirosa.
Masa inkubasi selama 4-19 hari.
Pencegahan untuk
penyakit ini bisa dilakukan dengan membiasakan diri dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti :
- Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
- Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
- Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/kebun/sampah/tanah/selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya
- Menggunakan sepatu bot dan sarung tangan bagi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
- Membersihkan tempat air dan kolam renang
- Melakukan desinfeksi terhadap tempat-tempat tertentu yang tercemar oleh tikus
- Meningkatkan penangkapan tikus
ok.ok., itu tadi sedikit informasi mengenai penyakit Leptospirosis dari penulis yang sedang galau judul KTI ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi siapapun, terutama bagi siswa ataupun mahasiswa yang sedang sibuk browsing nyari-nyari penyakit berbasis lingkungan kayak Leptospirosis. Haha. Sampai jumpa di penulisan berikutnya :D
Sumber referensi :